Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah pencipta langit dan bumi. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Blog ini didedikasikan untuk mempersembahkan bagi dunia revolusi Islam yang segera tiba yang akan mengembalikan Muamalat sebagai basis dari cara hidup Islam dan akan memulai jalan agung menuju kembalinya Kekhalifahan. Revolusi ini tidak terelakkan.
Ada banyak revolusi tetapi hanya satu yang tegas, lengkap dan adil, itulah Islam. Tantangan bagi manusia yang berfikir adalah untuk menemukan Islam membuang jauh-jauh bagian muka gedung Puritan yang palsu mengenai bangunan Islam yang disajikan oleh orang Arab moderen. Jika Anda beruntung dan Anda memiliki kebebasan dan ketetapan hati diperlukan, maka Islam akan terbuka bagi Anda. Hadiahnya adalah bahwa Anda akan dapat “melihat”. Isu moneter yang dipersembahkan oleh Dinar Emas hanyalah ujung dari gunung es dari revolusi konstruktif yang lebih besar yang kita sebut Muamalat. Muamalat adalah model hidup Islam yang dihapuskan sejak jatuhnya Kekhalifahan dan permulaan periode konstitusional yang sekarang memperbudak dunia dan bangsa Muslim khususnya. Semua konstitusi dibentuk dengan cetakan yang sama seperti agama moderen palsu yakni kapitalisme. Tiga unsur yang menopang perbudakan riba dalam semua konstitusi: Bank Sentral, Legal Tender dan Hutang Nasional. Ketiganya benar-benar bertolak belakang dengan Muamalat, artinya, bertolak belakang dengan Islam. Dengan demikian ide konstitusi Islam adalah seperti halnya ide wiski Islam: absurd. Anda hendaknya melihat dalam persoalan ini dua hal: satu adalah tingkat kebingungan Islam Puritan yang disajikan oleh wahabbisme yang dipasang dengan paksaan di semenanjung Arabia; dan dua dan yang terpenting kedalaman revolusi yang akan datang. Konstitusi, sekali dipandang sebagai semangat kebebasan, sekarang -bagi orang-orang yang dapat melihat - adalah alat perbudakan massal dengan riba.

Berkenaan dengan isu uang, harus dipahami bahwa kita peduli pada emas dan perak seperti halnya kita peduli kepada beras. Ini bukanlah persoalan kedigjayaan emas dan perak tersebut sebagai uang (yang mana jumlahnya banyak), apa yang menjadi persoalan bagi kita adalah kebebasan. Allah berfirman dalam Qur’an: “An Taradlim min Kum”. Allah tidak berfirman “berdaganglah dengan saling ridlo kecuali dengan uang”. Tidak. Uang yang denga tidak bebas dipilih hanyalah penipuan, pencurian yang dilegalkan dan dalam tingkat yang lebih besar adalah perbudakan. Isu mengenai Dinar Emas adalah KEBEBASAN.  Orang bebas memilih alat tukar atau orang tersebut budak dari sistim uang kredit. Generasi ini adalah korban dari sistim sosial yang paling kejam, paling tidak adil dan paling tidak manusiawi yang dunia pernah saksikan: kapitalisme dan puncaknya yang terjadi tidak lama lagi. Zaman ini adalah yang tergelap sejak 1400 tahun yang lalu sejak kedatangan Rasul Allah (salalahu'alayhiwasalam). Membolehkan selembar kertas mendikte hidup massa hanya menunjukkan tingkat luar biasa dari kebutaan yang dikendalikan oleh rasa takut dan ketidakmampuan berfikir (ilmu tidak berfikir, kata Heidegger) yang mendominasi kehidupan moderen kita. Mengambil ilmu pengetahuan sebagai kebenaran, ketika ilmu pengetahuan tidak mampu memikirkan kebenaran, adalah laksana karavan yang dipimpin oleh orang buta. Ambillah contoh yang paling idiot dan paling bodoh dari semua ilmu pengetahuan, Ilmu ekonomi. Jika siapapun dari Anda tidak dapat melihatnya itu karena Anda masih buta. Anda mungkin memerlukan mukjizat. Kemampuan Anda ber-logika sebagai hasil pendidikan tidak akan membantu Anda.
Ketika kita Muslim membebaskan diri kita dari setan kita, yaitu, kutukan Islam Puritan Protestan yang mengambil alih setelah kekosongan politik yang diciptakan oleh jatuhnya Kekhalifahan, Anda akan melihat sebuah Islam yang beberapa dari Anda mampu kenali. Islam adalah agama murni. Islam ditakdirkan bagi setiap kita, beriman atau tidak beriman, dan ketika waktunya tiba, pengakuan mengikuti. Revolusi kita adalah restorasi makna: ketika “ketika cahaya datang kegelapan sirna”. Tidak ada dua kekuatan di alam semesta, hanya Satu. Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billah. Kemenangan milik Allah.
Wa la ghaliba illa Allah.

Dimulai di sini dan sekarang, di setiap tempat dan setiap saat.
18 April 2010
Umar Vadillo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar tidak langsung tampil. Menunggu moderasi. Mungkin perlu waktu yang agak lama.