Riba adalah hal yang dinyatakan oleh Allah subhanahuwata'ala untuk diperangi. Dosa dari melakukan perbuatan riba juga sangat besar dan hanya kalah oleh dosa syirik. Sebagai alternatif riba, Allah telah menghalalkan perdagangan. Orang pemakan riba tidak dapat berdiri tegak melainkan seperti berdirinya orang yang kesurupan.
Riba telah dikaitkan dengan hal-hal sebagai berikut di antaranya kemajuan teknologi, ketersediaan listrik, dan kemudahan hidup. Sehingga, meninggalkan riba didentikkan dengan keinginan untuk kembali 'hidup di hutan' di mana tidak ada teknologi, tidak ada listrik dan tidak ada kemudahan hidup.
Mari kita tengok keadaan sebelum riba merajalela.
Riba telah ada sejak dulu. Lintah darat adalah musuh masyarakat yang diberantas oleh pemerintahan di mana pun. Zaman yang dimaksud adalah jaman sebelum Revolusi Perancis di tahun 1789. Pada saat itu masyarakat hidup dalam komunitas-komunitas yang diikat oleh kekeluargaan, kedaerahan, keagamaan atau ajaran tertentu dan lain-lain. Mereka mengembangkan berbagai kebudayaan dan kesenian termasuk juga teknologi. Aneka peralatan pertanian adalah bentuk-bentuk dari penemuan teknologi dalam bidang pertanian. Juga dalam hal pembuatan pakaian dengan ditemukannya alat tenun dan juga dalam pembuatan makanan juga dalam hal ilmu pengobatan dan lain-lain. Berbagai macam produk yang bervariasi telah dibuat dan masyarakat berkembang. Perdagangan, Muamalah dan pilar-pilarnya.
Kedatangan kapitalisme telah mengambil alih kepemilikan atas usaha-usaha dan teknologi itu. Dari asalnya sebuah unit usaha dimiliki oleh banyak orang, menjadi banyak orang dikuasai oleh satu orang yang memiliki sekian puluh ribu jiwa sebagai buruh. Riba juga telah menghalangi teknologi tertentu untuk berkembang karena dianggap tidak memberi keuntungan bagi berkembangnya kredit. Salah satu contoh kasus adalah sebagai berikut:
Sebagai penutup, marilah kita simak kuliah dari Shaykh Umar Ibrahim Vadillo tentang Muamalat Masterclass Lecture 2. Penjelasan tentang kejeniusan Barat sebagai 'master of disguise' yang dengan pandai menyamarkan riba sebagai kemajuan teknologi, dibongkar dan dijelaskan dengan gamblang. Dengan mengakui kehebatan musuh, dapatlah mengetahui di mana kelemahan musuh sehingga kita tidak lagi menganggap meninggalkan riba sebagai kembali ke hutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar tidak langsung tampil. Menunggu moderasi. Mungkin perlu waktu yang agak lama.